Ketika berbicara atau menulis, kita sering mendengar istilah “kata baku” dan “kata tidak baku.” Kata baku dan tidak baku menjadi penting, terutama dalam penulisan resmi seperti karya ilmiah, surat lamaran, atau bahkan pesan resmi. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kata-kata ini? Mengapa kita harus memahaminya? Yuk, kita bahas dengan santai!
Apa Itu Kata Baku?
Kata baku adalah kata yang penggunaannya sudah sesuai dengan aturan standar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Ini umumnya digunakan dalam konteks formal, seperti pada penulisan surat resmi, pidato, berita, atau dokumen akademis. Kata ini sudah memiliki aturan penulisan, ejaan, dan makna yang diakui secara luas, sehingga tidak ada lagi keraguan mengenai penggunaannya.
Misalnya, kata “aktivitas” adalah contohnya, sedangkan bentuk tidak bakunya adalah “aktifitas.” Jika kamu sedang menulis laporan resmi atau tugas kuliah, pastikan kamu menggunakan kata “aktivitas” agar sesuai dengan aturan bahasa yang benar.
Baca Juga : Panduan dan Syarat Kalimat Efektif
Apa Itu Kata Tidak Baku?
Kata ini adalah kata yang tidak sesuai dengan aturan standar dalam KBBI. Kata-kata ini sering kali muncul dalam percakapan sehari-hari atau tulisan santai, seperti di media sosial atau pesan pribadi. Seringkali, bentuk kata yang tidak ini muncul karena kebiasaan, pengaruh bahasa daerah, atau pelafalan yang salah.
Sebagai contoh, kata “nasehat” adalah bentuk yang tidak dari kata “nasihat.” Kita sering mendengar kata “nasehat” dalam obrolan, tetapi dalam tulisan formal, yang benar adalah “nasihat.”
Mengapa Hal Ini Penting?
Pentingnya penggunaan kata baku dan tidak baku terletak pada konteks komunikasi. Dalam situasi formal, seperti penulisan akademis, yang ini diperlukan untuk menunjukkan ketepatan dan profesionalitas. Namun, dalam situasi informal, penggunaan kata yang tidak menjadi masalah besar selama komunikasi tetap efektif dan mudah dipahami.
Keuntungan Menggunakan Kata Baku:
- Meningkatkan Kredibilitas: Menggunakan kata ini menunjukkan bahwa kamu paham aturan bahasa dan teliti dalam penulisan.
- Menghindari Kesalahpahaman: Kata ini memiliki makna yang jelas dan disepakati, sehingga lebih minim risiko kesalahpahaman.
- Memberi Kesan Profesional: Penggunaan kata pada dokumen resmi akan memberikan kesan profesional dan berwibawa.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku yang Sering Kita Temui
Berikut ini adalah beberapa contoh kata-katanya yang sering kita temui sehari-hari:
Kata Baku | Kata Tidak Baku |
Apotek | Apotik |
Nasihat | Nasehat |
Risiko | Resiko |
Aktivitas | Aktifitas |
Cendekiawan | Cendikiawan |
Februari | Pebruari |
Kuota | Kouta |
Objek | Obyek |
Efektif | Efektip |
Diagnosa | Diagnose |
Dari tabel di atas, kita bisa melihat beberapa kata yang cukup umum digunakan dengan bentuk tidak bakunya. Meskipun kata-kata ini lazim ditemui, alangkah baiknya jika kita tetap menggunakan bentuk bakunya, terutama dalam konteks formal.
Cara Mudah Mengenali Kata Baku dan Tidak Baku
Untuk mengetahui apakah sebuah kata baku atau tidak baku, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, antara lain:
- Cek di KBBI
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah referensi utama untuk mengetahui bentuk kata. Kamu bisa cek kata yang kamu ragu di KBBI daring atau aplikasi KBBI di smartphone. - Perhatikan Penggunaan dalam Teks Resmi
Kata ini biasanya digunakan dalam teks-teks resmi seperti surat kabar, jurnal ilmiah, atau dokumen pemerintah. Jadi, ketika kamu membaca teks resmi, perhatikan kata-kata yang dipilih untuk menambah referensi kata. - Pelajari Kebiasaan dalam Bahasa Indonesia
Misalnya, kata yang berasal dari bahasa asing seperti “diagnosis” atau “sistem” cenderung mempertahankan ejaan aslinya dalam bentuk.
Kapan Harus Menggunakan Kata Baku dan Tidak Baku?
Penggunaan kata baku dan tidak baku juga tergantung pada situasi atau tujuan komunikasi. Berikut adalah beberapa contoh situasi dan jenis kata yang tepat untuk digunakan:
- Dalam Teks Akademis atau Penulisan Formal
Gunakan kata untuk semua penulisan akademis atau formal. Misalnya, ketika menulis skripsi, laporan penelitian, surat lamaran kerja, atau artikel jurnal, kata-kata yang digunakan harus sesuai dengan KBBI agar terlihat profesional. - Dalam Percakapan Sehari-hari
Ketika berbicara dengan teman atau keluarga, penggunaan kata ini masih bisa orang terima, karena situasi ini lebih santai dan informal. - Dalam Media Sosial atau Pesan Singkat
Penggunaan kata ini dalam media sosial sudah sangat umum, terutama karena orang cenderung menulis dengan cepat dan spontan.
Tips Menghindari Kesalahan Kata Baku dan Tidak Baku
Menghindari penggunaan kata tidak baku dalam konteks formal mungkin sulit pada awalnya, tapi dengan beberapa tips berikut, kamu bisa lebih terbiasa menggunakan kata yang sesuai:
- Biasakan Membaca KBBI
Semakin sering kamu menggunakan KBBI, semakin kamu mengenal kata-kata yang sering salah penggunaannya. Dengan demikian, kamu bisa lebih teliti saat menulis. - Perhatikan Ejaan yang Sesuai
Kata ini dalam bahasa Indonesia memiliki aturan ejaan yang standar. Misalnya, kata yang berakhiran “-f” seperti “aktif” atau “efektif” tidak boleh diganti menjadi “-p”. - Koreksi Teks Sebelum Mengirim atau Menerbitkan
Sebelum mengirim pesan atau menerbitkan tulisan resmi, luangkan waktu sejenak untuk memeriksa ejaan kata yang kamu gunakan. Jika ragu, cek langsung di KBBI. - Gunakan Aplikasi atau Alat Koreksi Otomatis
Saat ini sudah banyak aplikasi atau alat bantu tulis yang bisa mendeteksi kesalahan penulisan kata dan yang tidak, seperti Grammarly untuk bahasa Inggris atau fitur koreksi otomatis di Microsoft Word untuk bahasa Indonesia.
Tips Memperbaiki Kebiasaan Menggunakan Kata Tidak Baku
Jika kamu sering salah menggunakan kata yang tidak, jangan khawatir—hal ini sangat umum terjadi dan bisa Anda perbaiki dengan beberapa langkah sederhana. Berikut beberapa tips tambahan untuk meningkatkan penggunaannya:
- Mulai dengan Kata yang Sering Kamu Gunakan
Catat beberapa kata yang sering kamu gunakan, terutama dalam konteks formal seperti menulis email atau membuat laporan. Dengan memperhatikan kata-kata ini, kamu bisa mulai lebih akurat dalam memilih bentuk yang benar. - Berlatih Menulis di Media Sosial
Meskipun media sosial lebih santai, tidak ada salahnya berlatih menggunakan kata di sana, terutama jika kamu sering membuat unggahan yang berkaitan dengan informasi atau edukasi. Ini akan membiasakanmu dan membantu teman atau pengikut untuk lebih memahami bahasanya juga! - Gunakan Catatan atau Flashcard
Jika ada kata-kata tertentu yang sering membuatmu bingung, buat catatan kecil atau flashcard untuk membantu mengingat. Misalnya, buat daftar kata ini dan yang tidak yang sering kamu salah gunakan dan tempelkan di meja belajarmu.
Perbedaan Kata Baku dan Serapan Asing
Bahasa Indonesia juga kita perkaya dengan kata-kata serapan dari bahasa asing yang kita sesuaikan penulisannya. Kata-kata serapan ini termasuk dalam kategori kata ini, asalkan sudah teradaptasi sesuai aturan KBBI. Contohnya:
- “Direktorat” adalah kata dari kata serapan bahasa Inggris “directorate.”
- “Aktualisasi” adalah kata dari kata “actualization.”
Kata-kata ini sering menjadi tantangan karena kita terbiasa mendengar versi bahasa Inggris-nya. Tapi ingat, untuk penulisan yang formal dan resmi, selalu gunakan bentuk dalam bahasa Indonesia.
Kesimpulan
Menggunakan kata baku dan tidak baku dengan tepat adalah hal yang penting untuk menjaga kualitas komunikasi. Di situasi formal, kata ini lebih kita sarankan agar pesan yang Anda sampaikan lebih jelas, profesional, dan mudah orang pahami. Sementara itu, kata yang tidak masih bisa kita gunakan dalam percakapan sehari-hari atau komunikasi yang lebih santai. Jadi, meskipun terlihat sederhana, penggunaan kata dan yang tidak bisa memberikan kesan yang berbeda pada audiens kita.
FAQ
Kata ini adalah kata yang sesuai dengan standar bahasa Indonesia yang terdapat dalam KBBI, sedangkan kata yang tidak adalah kata yang tidak sesuai dengan aturan standar tersebut.
Kata ini sebaiknya Anda gunakan dalam situasi formal, seperti penulisan akademis, dokumen resmi, surat lamaran kerja, dan sebagainya.
Contohnya yang sering salah adalah “aktivitas” (bukan “aktifitas”), “nasihat” (bukan “nasehat”), dan “efektif” (bukan “efektip”).
Memahami perbedaan ini penting agar kamu bisa menulis atau berbicara dengan lebih profesional, jelas, dan terhindar dari kesalahpahaman.
Kamu bisa mengecek kata dengan mengunjungi situs KBBI daring atau menggunakan aplikasi KBBI di smartphone.